Senin, 08 Juli 2013

PARUKUNAN







Bismillaahirrahmaanirrahim

alhamdulillahirabbil'alamin sujud syukur ku kepada allah yang telah memberikan nikmat umur kapadaku sehingga sampai saat ni ku masih bisa bernafas menikmati waktu dan sebagay tanda syukurku ku ingin memanfatkan waktuku dengan brbagi ilmu kepada para pembaca sekalian semoga berkah ya amin..

kita sebagay umat islam yang beragama islam tentunya kita harus mengetahui pengertian agama itu apa oke saya kan menjelaskannya
Agama Adalah peraturan yang sudah ditetapkan kepada manusia yang berakal sempurna atas pilihan agamanya sendiri, manusia beragama karna untuk keselamatan dunia dan akhirat.

Nah sekarang kita  sudah mengetahui pengertian agama untuk selanjutnya kita mesti tau apa saja rukun agama, rukun agama ada 3 yaitu
1.Islam
2.Iman
3.Ihsan

sekarang kita bahas satu persatu, sebagai kaum muslimin harus tau apa yang di maksud dengan islam, iman, dan ihsan..
1. Islam adalah memasrahkan diri kepada hukum Allah
   Rukun Islam ada 5, Yaitu :
    a.Mengucapkan dua kalimah syahadat
       Rukun Syahadat ada 4, yaitu :
          1. menetapkan pada dzat nya Allah SWT
          2.menetapkan sifat-sifat Allah SWT
          3.menetapkan ciptaan Allah SWT
          4.menetapkan pada kebenaran Kanjeng Rasulullah Sallallaahu 'Alaihi Wasallam
       Fardhu Syahadat ada 2 yaitu :
          1.mengucapkan dengan lisan
          2.membenarkan dengan hati
       Sempurnanya Syahadat ada 4 yaitu :
           1.mengetahui
           2.mengucapkan
           3.membenarkan
           4. meyakinkan
        Syarat syah na Syahadat ada 4 yaitu :
            1.mengetahui
            2.mengucapkan
            3.membenarkan
            4.mengamalkannya
        Hal-hal yang merusak Syahadat ada 4 yaitu :
             1. menyamakan Allah dengan selainNya
             2.ragu akan adanya Allah SWT
             3.tidak menerima akan fisik kita yang sesungguhnya allah yang telah menciptakan kita
             4.tidak menetapkan akan dzat Allah SWT
     b.Melaksanakan shalat lima waktu
     c.zakat
     d.melaksanakan puasa di bulan Ramadhan
     e. berangkat haji ke baitullah bagi yang mampu
     Syarat Syah nya Islam ada 4 yaitu :
      1.sabar atas hukum Allah
      2.ridha atas qadha Allah
      3.ikhlas hati yaitu pasrah terhadap Allah SWT
      4.mematuhi perintah Allah SWT dan perintah Rasulullah Sallallaahu 'Alaihi Wasallam
        dan menjauhI laranganNya.
    Hal-hal yang dapat meruksak islam ada 4 yaitu :
     1.mengerjakan pekerjaan yang tidak diketahui sebelumnya
     2.mengetahui tapi tidak melakukannya
     3.tidak mau belajar kepada orang yang mengerti agama
     4. cacad ibadahnya kepada Allah SWT
    Cirinya Islam ada 4 yaitu:
     1.tawadhu' (merendahkan diri kepada Allah SWT)
     2.jujur
     3.menjauhi sifat tamak dan serakah
     4.menjauhi makanan atau minuman yang haram

2. Iman adalah membenarkan hati atas perkara yang di ambil oleh nabi Muhammad SAW serta tidak meragukannya atau membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan melaksanakannya dengan anggota tubuh atas perkara yang di ambil oleh  nabi Muhammad SAW.
      Rukun Iman ada 2 yaitu :
      1.iman ijmal
        iman ijmal terbagi 2 bagian yaitu :
       1.aamantu billahi wa bima qoolallaahu ta'ala
       2.aamantu birrasul wa bima qoolarrosulul
      2.iman tafsil
        iman tafsil terbagi 6  bagian yaitu :
        1.iman kepada Allah SWT
          yaitu: yakin serta membenarkan bahwa Allah SWT yang menciptakan tujuh lapis langit dan bumi dan             dan apa apa yang ada dilangit dan bumi
           
sifat sifat Allah SWT
Sifat sifat yang wajib Allah 
1. Wujud : Artinya Ada
Yaitu tetap dan benar yang wajib bagi zat Allah Ta’ala yang tiada disebabkan dengan sesuatu sebab. Maka wujud ( Ada ) – disisi Imam Fakhru Razi dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi bukan ia a’in maujud dan bukan lain daripada a’in maujud , maka atas qaul ini adalah wujud itu Haliyyah ( yang menepati antara ada dengan tiada) . Tetapi pada pendapat Imam Abu Hassan Al-Ashaari wujud itu  ‘ain Al-maujud , karena wujud itu zat maujud karena tidak disebutkan wujud melainkan kepada zat. Kepercayaan bahwa wujudnya Allah SWT. bukan saja di sisi agama Islam tetapi semua kepercayaan di dalam dunia ini mengaku menyatakan Tuhan itu ada. Firman Allah SWT. yang bermaksud :
” Dan jika kamu tanya orang-orang kafir itu siapa yang menjadikan langit dan bumi nescaya berkata mereka itu Allah yang menjadikan……………” ( Surah Luqman : Ayat 25 )

2. Qidam : Artinya Sedia
Pada hakikatnya menafikan ada permulaan wujud Allah SWT karena Allah SWT. menjadikan tiap-tiap suatu yang ada, yang demikian tidak dapat tidak keadaannya lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu itu. Jika sekiranya Allah Ta’ala tidak lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu, maka hukumnya adalah mustahil dan batil. Maka apabila disebut Allah SWT. bersifat Qidam maka jadilah ia qadim. Di dalam Ilmu Tauhid ada satu perkataan yang sama maknanya dengan Qadim Yaitu Azali. Setengah ulama menyatakan bahwa kedua-dua perkataan ini sama maknanya Yaitu sesuatu yang tiada permulaan baginya. Maka qadim itu khas dan azali itu am. Dan bagi tiap-tiap qadim itu azali tetapi tidak boleh sebaliknya, Yaitu tiap-tiap azali tidak boleh disebut qadim. Adalah qadim dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada empat bagian :
·        Qadim Sifati ( Tiada permulaan sifat Allah Ta’ala )
·        Qadim Zati ( Tiada permulaan zat Allah Ta’ala )
·        Qadim Idhafi ( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapa nisbah kepada anak )
·        Qadim Zamani ( Lalu masa atas sesuatu sekurang-kurangnya satu tahun )
Maka Qadim Haqiqi ( Qadim Sifati dan Qadim Zati ) tidak harus dikatakan lain daripada Allah Ta’ala.
3. Baqa’ : Artinya Kekal
Sentiasa ada, kekal ada dan tiada akhirnya Allah SWT . Pada hakikatnya ialah menafikan ada kesudahan bagi wujud Allah Ta’ala. Adapun yang lain daripada Allah Ta’ala , ada yang kekal dan tidak binasa Selama-lamanya tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar ) Bahkan kekal yang aradhi ( yang mendatang jua seperti Arasy, Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga, Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara –perkara tersebut kekal secara mendatang tatkala ia bertakluq dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Ta’ala pada mengekalkannya. Segala jisim semuanya binasa melainkan ‘ajbu Az-zanabi ( tulang kecil seperti biji sawi letaknya di tungking manusia, itulah benih anak Adam ketika bangkit daripada kubur kelak ). Jasad semua nabi-nabi dan jasad orang-orang syahid berjihad Fi Sabilillah yang mana ianya adalah kekal aradhi jua. Disini nyatalah perkara yang diiktibarkan permulaan dan kesudahan itu terbahagi kepada 3 bagian :
·        Tiada permulaan dan tiada kesudahan Yaitu zat dan sifat Alllah SWT.
·        Ada permulaan tetapi tiada kesudahan Yaitu seperti Arash, Luh Mahfuz , syurga dan lain-lain lagi.
·        Ada permulaan dan ada kesudahan Yaitu segala makhluk yang lain daripada perkara yang diatas tadi ( Kedua ).
4. Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith. Artinya : Bersalahan Allah Ta’ala dengan segala yang baharu.
Pada zat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru , yang telahada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Ta’ala menyerupai dengan yang baharu pada zatnya , sifatnya atau perbuatannya. Sesungguhnya zat Allah Ta’ala bukannya berjirim dan bukan aradh Dan tiada sesekali zatnya berdarah , berdaging , bertulang dan juga bukan jenis leburan , tumbuh-tumbuhan , tiada berpihak ,tiada bertempat dan tiada dalam masa. Dan sesungguhnya sifat Allah Ta’ala itu tiada bersamaan dengan sifat yang baharu karena sifat Allah Ta’ala itu qadim lagi azali dan melengkapi ta’aluqnya. Sifat Sama’ ( Maha Mendengar ) bagi Allah Ta’ala berta’aluq ia pada segala maujudat tetapi bagi mendengar pada makhluk hanya pada suara saja. Sesungguhnya di dalam Al-Quraan dan Al-Hadith yang menyebut muka dan tangan Allah SWT. , maka perkataan itu hendaklah kita iktiqadkan thabit ( tetap ) secara yang layak dengan Allah Ta’ala Yang Maha Suci daripada berjisim dan Maha Suci Allah Ta’ala bersifat dengan segala sifat yang baharu.
5. Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : Artinya : Berdiri Allah Ta’ala dengan sendirinya .
Tidak berkehendak kepada tempat berdiri ( pada zat ) dan tidak berkehendak kepada yang menjadikannya Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan Allah SWT. berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya. Allah SWT itu terkaya dan tidak berhajat kepada sesuatu sama adapada perbuatannya atau hukumannya. Allah SWT menjadikan tiap-tiap sesuatu dan mengadakan undang-undang semuanya untuk faedah dan maslahah yang kembali kepada sekalian makhluk . Allah SWT menjadikan sesuatu ( segala makhluk ) adalah karena kelebihan dan belas kasihannya bukan berhajat kepada faedah. Allah SWT. Maha Terkaya daripada mengambil apa-apa manafaat di atas kataatan hamba-hambanya dan tidak sesekali menjadi mudharat kepada Allah Ta’ala atas sebab kemaksiatan dan kemungkaran hamba-hambanya. Apa yang diperintahkan atau ditegah pada hamba-hambanya adalah perkara yang kembali faedah dan manafaatnya kepada hamba-hambaNya jua. Firman Allah SWT. yang bermaksud :
” Barangsiapa berbuat amal yang soleh ( baik ) maka pahalanya itu pada dirinya jua dan barangsiapa berbuat jahat maka balasannya (siksaannya ) itu tertanggung ke atas dirinya jua “. ( Surah Fussilat : Ayat 46 ). Syeikh Suhaimi r.a.h berkata adalah segala yang maujudat itu dengan nisbah berkehendak kepada tempat dan kepada yang menjadikannya, terbahagi kepada empat bagian :
·        Terkaya daripada tempat berdiri dan daripada yang menjadikannya Yaitu zat Allah SWT.
·        Berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya Yaitu segala aradh ( segala sifat yang baharu ).
·         Terkaya daripada zat tempat berdiri tetapi berkehendak kepada yang menjadikannya Yaitu segala jirim. ( Segala zat yang baharu ) .
·        Terkaya daripada yang menjadikannya dan berdiri ia pada zat Yaitu sifat Allah Ta’ala.
6. Wahdaniyyah. Artinya : Esa Allah Ta’ala pada zat, pada sifat & pada perbuatan.
Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan berbilang pada zat, pada sifat dan pada perbuatan sama ada bilangan yang muttasil (yang berhubung ) atau bilangan yang munfasil ( yang bercerai ).
Makna Esa Allah SWT pada zat itu Yaitu menafikan Kam Muttasil pada Zat ( menafikan bilangan yang berhubung dengan zat ) seperti tiada zat Allah Ta’ala tersusun daripada darah , daging , tulang ,urat dan lain-lain. Dan menafikan Kam Munfasil pada zat ( menafikan bilangan yang bercerai pada zat Allah Ta’ala )seperti tiada zat yang lain menyamai zat Allah Ta’ala.
Makna Esa Allah SWT pada sifat Yaitu menafikan Kam muttasil pada Sifat ( menafikan bilangan yang berhubung pada sifatnya ) Yaitu tidak sekali-kali bagi Allah Ta’ala pada satu-satu jenis sifatnya dua qudrat dan menafikan Kam Munfasil pada sifat ( menafikan bilangan –bilangan yang bercerai pada sifat ) Yaitu tidak ada sifat yang lain menyamai sebagaimana sifat Allah SWT. yang Maha Sempurna.
Makna Esa Allah SWT pada perbuatan Yaitu menafikan Kam Muttasil pada perbuatan ( menafikan bilangan yang bercerai–cerai pada perbuatan ) Yaitu tidak ada perbuatan yang lain menyamai seperti perbuatan Allah bahkan segala apa yang berlaku di dalam alam semuanya perbuatan Allah SWT sama ada perbuatan itu baik rupanya dan hakikatnya seperti iman dan taat atau jahat rupanya tiada pada hakikat-nya seperti kufur dan maksiat sama ada perbuatan dirinya atau perbuatan yang lainnya ,semuanya perbuatan Allah SWT dan tidak sekali-kali hamba mempunyai perbuatan pada hakikatnya hanya pada usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas. Maka wajiblah bagi Allah Ta’ala bersifat Wahdaniyyah dan ternafi bagi Kam yang lima itu Yaitu :
1.            Kam Muttasil pada zat.
2.            Kam Munfasil pada zat.
3.            Kam Muttasil pada sifat.
4.            Kam Munfasil pada sifat.
5.            Kam Munfasil pada perbuatan.
Maka tiada zat yang lain , sifat yang lain dan perbuatan yang lain menyamai dengan zat , sifat dan perbuatan Allah SWT . Dan tertolak segala kepercayaan-kepercayaan yang membawa kepada menyekutukan Allah Ta’ala dan perkara-perkara yang menjejaskan serta merusakkan iman.
7. Al – Qudrah : Artinya : Kuasa qudrah Allah SWT.
Memberi bekas pada mengadakan meniadakan tiap-tiap sesuatu. Pada hakikatnya ialah satu sifat yang qadim lagi azali yang thabit ( tetap ) berdiri pada zat Allah SWT. yang mengadakan tiap-tiap yang ada dan meniadakan tiap-tiap yang tiada bersetuju dengan iradah. Adalah bagi manusia itu usaha dan ikhtiar tidak boleh memberi bekas pada mengadakan atau meniadakan , hanya usaha dan ikhtiar pada jalan menjayakan sesuatu . Kepercayaan dan iktiqad manusia di dalam perkara ini berbagai-bagaiFikiran dan fahaman seterusnya membawa berbagai-bagai kepercayaan dan iktiqad.
a. Iktiqad Qadariah :
Perkataan qadariah Yaitu nisbah kepada qudrat . Maksudnya orang yang beriktiqad akan segala perbuatan yang dilakukan manusia itu sama ada baik atau jahat semuanya terbit atau berpunca daripada usaha dan ikhtiar manusia itu sendiri dan sedikitpun tiada bersangkut-paut dengan kuasa Allah SWT.
b.  Iktiqad Jabariah :
Perkataan Jabariah itu nisbah kepada Jabar ( Tergagah ) dan maksudnya orang yang beriktiqad manusia dan makhluk bergantung kepada qadak dan qadar Allah semata-mata ( tiada usaha dan ikhtiar atau boleh memilih samasekali ).
c. Iktiqad Ahli Sunnah Wal – Jamaah :
Perkataan Ahli Sunnah Wal Jamaahialah orang yang mengikut perjalanan Nabi dan perjalanan orang-orang Islam Yaitu beriktiqad bahwa hamba itu tidak digagahi semata-mata dan tidak memberi bekas segala perbuatan yang disengajanya, tetapi ada perbuatan yang di sengaja pada zahir itu yang dikatakan usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas sebenarnya sengaja hamba itu daripada Allah Ta;ala jua. Maka pada segala makhluk ada usaha dan ikhtiar pada zahir dan tergagah pada batin dan ikhtiar serta usaha hamba adalah tempat pergantungan taklif ( hukum ) ke atasnya dengan suruhan dan tegahan ( ada pahala dan dosa ).
8. Iradah : Artinya : Menghendaki Allah Ta’ala.
Maksudnya menentukan segala mumkin ttg adanya atau tiadanya. Sebenarnya adalah sifat yang qadim lagi azali thabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala yang menentukan segala perkara yang harus atau setengah yang harus atas mumkin . Maka Allah Ta’ala yang selayaknya menghendaki tiap-tiap sesuatu apa yang diperbuatnya. Umat Islam beriktiqad akan segala hal yang telah berlaku dan yang akan berlaku adalah dengan mendapat ketentuan daripada Allah Ta’ala tentang rezeki , umur , baik , jahat , kaya , miskin dan sebagainya serta wajib pula beriktiqad manusia ada mempunyai nasib ( bagian ) di dalam dunia ini sebagaimana firman Allah SWT. yang bermaksud : ” Janganlah kamu lupakan nasib ( bagian ) kamudi dalam dunia ” . (Surah Al – Qasash : Ayat 77). Kesimpulannya ialah umat Islam mestilah bersungguh-sungguh untuk kemajuan di dunia dan akhirat di mana menjunjung titah perintah Allah Ta’aladan menjauhi akan segala larangan dan tegahannyadan bermohon dan berserah kepada Allah SWT.
9. ‘Ilmu :  Artinya : Mengetahui Allah Ta’ala .
Maksudnya nyata dan terang meliputi tiap-tiap sesuatu sama ada yangMaujud (ada) atau yang Ma’adum ( tiada ). Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada ( thabit ) qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala Maha Mengetahui akan segala sesuatu sama ada perkara. Itu tersembunyi atau rahasia dan juga yang terang dan nyata. Maka ’ilmu Allah Ta’ala Maha Luas meliputi tiap-tiap sesuatu diAlam yang fana’ ini.

10. Hayat . Artinya : Hidup Allah Ta’ala.

Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala . Segala sifat yang ada berdiri pada zat daripada sifat Idrak ( pendapat ) Yaitu : sifat qudrat, iradat , Ilmu , Sama’ Bashar dan Kalam.
11. Sama’ : Artinya : Mendengar Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada Zat Allah Ta’ala. Yaitu dengan terang dan nyata pada tiap-tiap yang maujud sama ada yang maujud itu qadim seperti ia mendengar kalamnya atau yang ada itu harus sama ada atau telah ada atau yang akan diadakan. Tiada terhijab (terdinding ) seperti dengan sebab jauh , bising , bersuara , tidak bersuara dan sebagainya. Allah Ta’ala Maha Mendengar akan segala yang terang dan yang tersembunyi. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud :
” Dan ingatlah Allah sentiasa Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “.
( Surah An-Nisa’a – Ayat 148 )
12. Bashar : Artinya : Melihat Allah Ta’ala .
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala wajib bersifat Maha Melihat sama ada yang dapat dilihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat , terang atau gelap , zahir atau tersembunyi dan sebagainya. Firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Dan Allah Maha Melihat akan segala yang mereka kerjakan “. ( Surah Ali Imran – Ayat 163 )
13 .Kalam : Artinya : Berkata-kata Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada , yang qadim lagi azali , berdiri pada zat Allah Ta’ala. Menunjukkan apa yang diketahui oleh ilmu daripada yang wajib, maka ia menunjukkan atas yang wajib sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Aku Allah , tiada tuhan melainkan Aku ………”. ( Surah Taha – Ayat 14 ) Dan daripada yang mustahil sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” ……..( kata orang Nasrani ) bahwasanya Allah Ta’ala yang ketiga daripada tiga……….”. (Surah Al-Mai’dah – Ayat 73). Dan daripada yang harus sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Padahal Allah yang mencipta kamu dan benda-benda yang kamu perbuat itu”. (Surah Ash. Shaffaat – Ayat 96). Kalam Allah Ta’ala itu satu sifat jua tiada berbilang. Tetapi ia berbagai-bagai jika dipandang dari perkara yang dikatakan Yaitu :
1.      Menunjuk kepada ‘amar ( perintah ) seperti tuntutan mendirikan solat dan lain-lain kefardhuan.
2.      Menunjuk kepada nahyu ( tegahan ) seperti tegahan mencuri dan lain-lain larangan.
3.      Menunjuk kepada khabar ( berita ) seperti kisah-kisah Firaundan lain-lain.
4.      Menunjuk kepada wa’ad ( janji baik ) seperti orang yang taat dan beramal soleh akan dapat balasan syurga dan lain-lain.
5.      Menunjuk kepada wa’ud ( janji balasan siksa ) seperti orang yang mendurhaka kepada ibu & bapak akan dibalas dengan azab siksa yang amat berat.
14. Kaunuhu Qadiran : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Qudrat.
15.Kaunuhu Muridan : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala , tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Iradat.
16.Kaunuhu ‘Aliman : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat ‚Ilmu.
17.Kaunuhu Hayyun : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Hayat.
18.Kaunuhu Sami’an : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar akan tiap-tiap yang Maujud.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum, Yaitu lain daripada sifat Sama’.
19.Kaunuhu Bashiran : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Bashar.
20.Kaunuhu Mutakalliman : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Kalam.

SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH S.W.T
Wajib atas tiap-tiap mukallaf mengetahui sifat-sifat yang mustahil bagi Allah yang menjadi lawan daripada dua puluh sifat yang wajib baginya. Maka dengan sebab itulah di nyatakan di sini sifat-sifat yang mustahil satu-persatu :
1.  ‘Adam beerti “tiada”
2.  Huduth beerti “baharu”
3.  Fana’ beerti “binasa”
4.  Mumathalatuhu Lilhawadith beerti “menyerupai makhluk”
5.  Qiyamuhu Bighayrih beerti “berdiri dengan yang lain”
6.  Ta’addud beerti “berbilang-bilang”
7.  ‘Ajz beerti “lemah”
8.  Karahah beerti “terpaksa”
9.  Jahl beerti “jahil/bodoh”
10.  Mawt beerti “mati”
11.  Samam beerti “tuli”
12.  ‘Umy beerti “buta”
13.  Bukm beerti “bisu”
14.  Kaunuhu ‘Ajizan beerti “keadaannya yang lemah”
15.  Kaunuhu Karihan beerti “keadaannya yang terpaksa”
16.  Kaunuhu Jahilan beerti “keadaannya yang jahil/bodoh”
17.  Kaunuhu Mayyitan beerti “keadaannya yang mati”
18.  Kaunuhu Asam beerti “keadaannya yang tuli”
19.  Kaunuhu A’ma beerti “keadaannya yang buta”
20.  Kaunuhu Abkam beerti “keadaannya yang bisu”
.
.
SIFAT HARUS BAGI ALLAH S.W.T
Adalah sifat yang harus pada hak Allah Ta’ala hanya satu saja Yaitu Harus bagi Allah mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu atau di sebut sebagai “mumkin” (Fi’lu kulli Mumkinin Autarkuhu). Mumkin  ialah sesuatu yang  harus ada dan tiada. Harus disini artinya boleh-boleh saja. Artinya boleh-boleh saja Allah SWT menciptakan sesuatu, yakni tidak ada paksaan dari sesuatu, karena Allah bersifat Qudrat dan Irodah. Dan boleh-boleh saja bagi Allah SWT meniadakan sesuatu.
Sifat Wajib
Tulisan Arab
Maksud
Sifat
Sifat Mustahil
Tulisan Arab
Maksud
Wujud
ﻭﺟﻮﺩ
Ada
Nafsiah
Adam
ﻋﺪﻡ
Tiada
Qidam
ﻗﺪﻡ
Terdahulu
Salbiah
Huduts
ﺣﺪﻭﺙ
Baru
Baqa
ﺑﻘﺎﺀ
Kekal
Salbiah
Fana
ﻓﻨﺎﺀ
Berubah-ubah (akan binasa)
Mukhalafatuhu lilhawadis
ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Berbeda dengan makhluk-Nya
Salbiah
Mumathalatuhu lilhawadith
ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Menyerupai sesuatu
Qiyamuhu binafsih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ
Berdiri sendiri
Salbiah
Qiamuhu bighairih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ
Berdiri-Nya dengan yang lain
Wahdaniyat
ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ
Esa (satu)
Salbiah
Ta'addud
ﺗﻌﺪﺩ
Lebih dari satu (berbilang)
Qudrat
ﻗﺪﺭﺓ
Kuasa
Ma'ani
Ajzun
ﻋﺟﺰ
Lemah
Iradat
ﺇﺭﺍﺩﺓ
Berkehendak (berkemauan)
Ma'ani
Karahah
ﻛﺮﺍﻫﻪ
Tidak berkemauan (terpaksa)
Ilmu
ﻋﻠﻢ
Mengetahui
Ma'ani
Jahlun
ﺟﻬﻞ
Bodoh
Hayat
ﺣﻴﺎﺓ
Hidup
Ma'ani
Al-Maut
ﺍﻟﻤﻮﺕ
Mati
Sam'un
ﺳﻤﻊ
Mendengar
Ma'ani
Sami
ﺍﻟﺻمم
Tuli
Basar
ﺑﺼﺮ
Melihat
Ma'ani
Al-Umyu
ﺍﻟﻌﻤﻲ
Buta
Kalam
ﻛﻼ ﻡ
Berbicara
Ma'ani
Al-Bukmu
ﺍﻟﺑﻜﻢ
Bisu
Kaunuhu qaadiran
ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ
Keadaan-Nya yang berkuasa
Ma'nawiyah
Kaunuhu ajizan
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ
Keadaan-Nya yang lemah
Kaunuhu muriidan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ
Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan
Ma'nawiyah
Kaunuhu mukrahan
ﻛﻮﻧﻪ مكرها
Keadaan-Nya yang tidak menentukan (terpaksa)
Kaunuhu 'aliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ
Keadaan-Nya yang mengetahui
Ma'nawiyah
Kaunuhu jahilan
ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ
Keadaan-Nya yang bodoh
Kaunuhu hayyan
ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ
Keadaan-Nya yang hidup
Ma'nawiyah
Kaunuhu mayitan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ
Keadaan-Nya yang mati
Kaunuhu sami'an
ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ
Keadaan-Nya yang mendengar
Ma'nawiyah
Kaunuhu ashamma
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ
Keadaan-Nya yang tuli
Kaunuhu bashiiran
ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ
Keadaan-Nya yang melihat
Ma'nawiyah
Kaunuhu a'maa
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ
Keadaan-Nya yang buta
Kaunuhu mutakalliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ
Keadaan-Nya yang berbicara
Ma'nawiyah
Kaunuhu abkam
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ
Keadaan-Nya yang bisu
- See more at: http://koffieenco.blogspot.com/2013/01/20-sifat-wajib-dan-mustahil-bagi-allah.html#sthash.H22skdON.dpuf
Sifat Wajib
Tulisan Arab
Maksud
Sifat
Sifat Mustahil
Tulisan Arab
Maksud
Wujud
ﻭﺟﻮﺩ
Ada
Nafsiah
Adam
ﻋﺪﻡ
Tiada
Qidam
ﻗﺪﻡ
Terdahulu
Salbiah
Huduts
ﺣﺪﻭﺙ
Baru
Baqa
ﺑﻘﺎﺀ
Kekal
Salbiah
Fana
ﻓﻨﺎﺀ
Berubah-ubah (akan binasa)
Mukhalafatuhu lilhawadis
ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Berbeda dengan makhluk-Nya
Salbiah
Mumathalatuhu lilhawadith
ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Menyerupai sesuatu
Qiyamuhu binafsih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ
Berdiri sendiri
Salbiah
Qiamuhu bighairih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ
Berdiri-Nya dengan yang lain
Wahdaniyat
ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ
Esa (satu)
Salbiah
Ta'addud
ﺗﻌﺪﺩ
Lebih dari satu (berbilang)
Qudrat
ﻗﺪﺭﺓ
Kuasa
Ma'ani
Ajzun
ﻋﺟﺰ
Lemah
Iradat
ﺇﺭﺍﺩﺓ
Berkehendak (berkemauan)
Ma'ani
Karahah
ﻛﺮﺍﻫﻪ
Tidak berkemauan (terpaksa)
Ilmu
ﻋﻠﻢ
Mengetahui
Ma'ani
Jahlun
ﺟﻬﻞ
Bodoh
Hayat
ﺣﻴﺎﺓ
Hidup
Ma'ani
Al-Maut
ﺍﻟﻤﻮﺕ
Mati
Sam'un
ﺳﻤﻊ
Mendengar
Ma'ani
Sami
ﺍﻟﺻمم
Tuli
Basar
ﺑﺼﺮ
Melihat
Ma'ani
Al-Umyu
ﺍﻟﻌﻤﻲ
Buta
Kalam
ﻛﻼ ﻡ
Berbicara
Ma'ani
Al-Bukmu
ﺍﻟﺑﻜﻢ
Bisu
Kaunuhu qaadiran
ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ
Keadaan-Nya yang berkuasa
Ma'nawiyah
Kaunuhu ajizan
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ
Keadaan-Nya yang lemah
Kaunuhu muriidan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ
Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan
Ma'nawiyah
Kaunuhu mukrahan
ﻛﻮﻧﻪ مكرها
Keadaan-Nya yang tidak menentukan (terpaksa)
Kaunuhu 'aliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ
Keadaan-Nya yang mengetahui
Ma'nawiyah
Kaunuhu jahilan
ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ
Keadaan-Nya yang bodoh
Kaunuhu hayyan
ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ
Keadaan-Nya yang hidup
Ma'nawiyah
Kaunuhu mayitan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ
Keadaan-Nya yang mati
Kaunuhu sami'an
ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ
Keadaan-Nya yang mendengar
Ma'nawiyah
Kaunuhu ashamma
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ
Keadaan-Nya yang tuli
Kaunuhu bashiiran
ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ
Keadaan-Nya yang melihat
Ma'nawiyah
Kaunuhu a'maa
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ
Keadaan-Nya yang buta
Kaunuhu mutakalliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ
Keadaan-Nya yang berbicara
Ma'nawiyah
Kaunuhu abkam
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ
Keadaan-Nya yang bisu
- See more at: http://koffieenco.blogspot.com/2013/01/20-sifat-wajib-dan-mustahil-bagi-allah.html#sthash.H22skdON.dpuf
Sifat Wajib
Tulisan Arab
Maksud
Sifat
Sifat Mustahil
Tulisan Arab
Maksud
Wujud
ﻭﺟﻮﺩ
Ada
Nafsiah
Adam
ﻋﺪﻡ
Tiada
Qidam
ﻗﺪﻡ
Terdahulu
Salbiah
Huduts
ﺣﺪﻭﺙ
Baru
Baqa
ﺑﻘﺎﺀ
Kekal
Salbiah
Fana
ﻓﻨﺎﺀ
Berubah-ubah (akan binasa)
Mukhalafatuhu lilhawadis
ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Berbeda dengan makhluk-Nya
Salbiah
Mumathalatuhu lilhawadith
ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Menyerupai sesuatu
Qiyamuhu binafsih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ
Berdiri sendiri
Salbiah
Qiamuhu bighairih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ
Berdiri-Nya dengan yang lain
Wahdaniyat
ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ
Esa (satu)
Salbiah
Ta'addud
ﺗﻌﺪﺩ
Lebih dari satu (berbilang)
Qudrat
ﻗﺪﺭﺓ
Kuasa
Ma'ani
Ajzun
ﻋﺟﺰ
Lemah
Iradat
ﺇﺭﺍﺩﺓ
Berkehendak (berkemauan)
Ma'ani
Karahah
ﻛﺮﺍﻫﻪ
Tidak berkemauan (terpaksa)
Ilmu
ﻋﻠﻢ
Mengetahui
Ma'ani
Jahlun
ﺟﻬﻞ
Bodoh
Hayat
ﺣﻴﺎﺓ
Hidup
Ma'ani
Al-Maut
ﺍﻟﻤﻮﺕ
Mati
Sam'un
ﺳﻤﻊ
Mendengar
Ma'ani
Sami
ﺍﻟﺻمم
Tuli
Basar
ﺑﺼﺮ
Melihat
Ma'ani
Al-Umyu
ﺍﻟﻌﻤﻲ
Buta
Kalam
ﻛﻼ ﻡ
Berbicara
Ma'ani
Al-Bukmu
ﺍﻟﺑﻜﻢ
Bisu
Kaunuhu qaadiran
ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ
Keadaan-Nya yang berkuasa
Ma'nawiyah
Kaunuhu ajizan
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ
Keadaan-Nya yang lemah
Kaunuhu muriidan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ
Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan
Ma'nawiyah
Kaunuhu mukrahan
ﻛﻮﻧﻪ مكرها
Keadaan-Nya yang tidak menentukan (terpaksa)
Kaunuhu 'aliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ
Keadaan-Nya yang mengetahui
Ma'nawiyah
Kaunuhu jahilan
ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ
Keadaan-Nya yang bodoh
Kaunuhu hayyan
ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ
Keadaan-Nya yang hidup
Ma'nawiyah
Kaunuhu mayitan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ
Keadaan-Nya yang mati
Kaunuhu sami'an
ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ
Keadaan-Nya yang mendengar
Ma'nawiyah
Kaunuhu ashamma
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ
Keadaan-Nya yang tuli
Kaunuhu bashiiran
ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ
Keadaan-Nya yang melihat
Ma'nawiyah
Kaunuhu a'maa
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ
Keadaan-Nya yang buta
Kaunuhu mutakalliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ
Keadaan-Nya yang berbicara
Ma'nawiyah
Kaunuhu abkam
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ
Keadaan-Nya yang bisu
- See more at: http://koffieenco.blogspot.com/2013/01/20-sifat-wajib-dan-mustahil-bagi-allah.html#sthash.H22skdON.dpuf
          
 Sifat Yang Wajib Dan Mustahil Bagi Rasul
Berikut ini adalah 4 sifat yang wajib bagi Rasul :
  1. Siddiq. Artinya benar dalam segala ucapan dan tingkah lakunya. Sifat Rasul ini berarti menerjemahkan, bahwa Rasul tidak pernah berbohong.
  2. Amanah. Artinya bisa dipercaya. Rasul adalah utusan Allah yang diberikan amanah untuk menuntun umatnya kejalan yang benar.
  3. Tabligh. Artinya menyampaikan. Pada diri seorang Rasul memiliki sifat ini, yaitu menampaikan semua yang di wahyukan Allah kepadanya.
  4. Fatanah. Artinya adalah pintar, cerdas. Seorang Rasul memiliki kecerdasan yang bisa digunakan untuk menebarkan agama Allah.
  1. Kazib. Artinya dusta. Seorang Rasul tidak pernah berdusta atau berbohong
  2. Khianat. Artinya curang
  3. Kitman. Artinya Tdak menyampaikan atau selalu menyembunyikan
  4. Biladah. Artinya bodoh.
Sedangkan sifat jaiz bagi rasul adalah, seorang rasul sama seperi umat manusia lainnya. Boleh beristeri, makan, minum dan lainnya. Akan tetapi tidak mengurangi derajat rasulnya.
    
        2.iman kepada malaikat Allah SWT
            Definisi/Pengertian Malaikat, Sifat dan Fungsi Iman Kepada Malaikat Allah SWT – Pendidikan Agama Islam
A. Arti Definisi dan Pengertian Malaikat Allah SWT
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui yaitu antara lain :
1. Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul.
2. Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia.
3. Malaikat Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup terompet sangkakala di waktu hari kiamat.
4. Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
5. Malikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
6. Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.
7. Malaikat Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik manusia ketika hidup.
8. Malaikat Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk / jahat manusia ketika hidup.
9. Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
10. Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.
B. Malaikat Yang Ingin Kita Temui
Yang pasti semua manusia ingin bertemu dengan malaikat izrail yang mencabut nyawa kita dengan lemah lembut tanpa rasa sakit, malaikat munkar dan nakir dengan penampakan yang baik serta lemah lembut dalam menginterogasi kita, malaikat rakib yang memiliki catatan amal baik kita yang tebal, malaikat atid yang hanya memiliki beberapa catatan buruk kita dan malaikat ridwan yang mempersilahkan masuk ke dalam surga yang kekal dan abadi.
Jika anda mau seperti itu, saya yakin anda tahu apa yang anda harus lakukan di dunia.
C. Sifat-Sifat Dasar Malaikat Allah SWT :
1. Pasti selalu patuh pada segala perintah Allah dan selalu tidak melaksanakan apa yang dilarang Allah SWT.
2. Tidak sombong, tidak memiliki nafsu dan selalu bertasbih.
3. Dapat berubah wujud dan menjelma menjadi yang dia kehendaki.
4. Memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman.
5. Ikut bahagia ketika seseorang mendapatkan Lailatul Qadar.
D. Iman Kepada Malaikat Allah
Iman kepada Malaikat adalah yakin dan membenarkan bahwa Malaikat itu ada, diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya / nur.
Fungsi iman kepada Malaikat Allah :
1. Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis serta anti melakukan perbuatan buruk karena dirinya selalu diawasi oleh malaikat.
2. Berupaya masuk ke dalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan dengan bertakwa dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qodar.
3. Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk mengikuti / meniru sifat dan perbuatan malaikat.
4. Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan karena tiap perbuatan baik yang baik maupun yang buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
E. Perbedaan Malaikat dengan Jin, Setan / Syetan dan Iblis
Malaikat terbuat dari cahaya atau nur sedangkan jin berasal dari api atau nar. Malaikat selalu tunduk dan taat kepada Allah sedangkan jin ada yang muslim dan ada yang kafir. Yang kafir adalah syetan dan iblis yang akan terus menggona manusia hingga hari kiamat agar bisa menemani mereka di neraka.
Malaikat tidak memiliki hawa nafsu sebagaimana yang dipunyai jin. Jin yang jahat akan selalu senantiasa menentang dan menjalankan apa yang dilarang oleh Tuhan Allah SWT. Malaikat adalah makhluk yang baik dan tidak akan mencelakakan manusia selama berbuat kebajikan, sedangkan syetan dan iblik akan selalu mencelakakan manusia hingga hari akhir.

        3. iman kepada kitab Allah SWT 
  A. Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah SWT.
Pengertian iman kepada Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab Allah benar-benar wahyu Allah yang diturunkan kepada para rosul oleh malaikat jibril sebagai pedoman hidup manusia agar bahagia dunia akhirat.
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT termasuk rukum iman ketiga. Orang yang tidak beriman kepada kitab-kitab Allah SWT tidak dapat dikatakan sebagai orang yang beriman bahkan bias dikatakan Murtad, firman Allah SWT : Artinya: Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
( Al-qur’an, surat Al-Baqarah ; 213 ).

B. Nama-nama Kitab Allah SWT dan Rosul Penerimanya
Kitab-kitab Allah yang wajib kita Imani ada empat yang diturunkan kepada para rosulnya, yaitu :
1. Kitab Taurat
Taurat berasal dari bahasa ibrani, dalam agama adalah syariat, diturunkan kepada Nabi Musa AS, dibukit Tursina ketika Nabi Musa beribadah sebagai mana yang telah dilakukan oleh para nabi sebelumnya, sebagai pedoman dan petunjuk bagi kaum bani isroil, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :Artinya : Dan kami berikan kepada Musa kitab (taurat), dan kami jadikan kitab taurat itu petunjuk bagi bani isroil. (dengan firmannya) ; “ janganlah kamu mengambil penolong selain aku”. (Al-qur’an, surat Al-Isro ; 2 )

Isi pokok kitab taurat dikenal dengan sepuluh hukum perintah Tuhan, baik berupa larangan dan perintah yang sesuai dengan tempat dan kondisi saat itu. Sepuluh hukum dalam kitab taurat yaitu :
a. Menjelaskan aqidah yang benar yaitu mengesakan Tuhan
b. Larangan menyebut nama Allah dengan main-main
c. Memuliakan hari sabtu
d. Menghormati kedua orang tua
e. Larangan mencuri
f. Larangan membunuh manusia
g. Larangan berbuat syieik
h. Larangan melakukan zinah
i. Larangan menjadi saksi palsu
j. Larangan memiliki keinginan atas hak orang lain

2. Kitab Zabur
Kitab zabur diturunkan Nabi Daud AS. Untuk disampaikan kepada umatnya dan dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat yahudi. Firman Allah SWT : Artinya : Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. dan Sesungguhnya Telah kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami berikan Zabur kepada Daud (Q.S. Al-isro ; 55 )

Kitab zabur berisi nyanyian, pujian kepada Allah atas segala rahnatnya, juga berisi dzikir, doa, nasihat dan hikmat-hikmat. Sedangkan syariatnya mengikuti syariat yang ada dalam kitab taurat. Menurut orang yahudi dan nasrani kitab zabur sekarang ada pada kitab perjanjian lama yang terdiri dari 150 pasal.

3. Kitab Injil
Kitab injil diturunkan kepada nabi Isa dengan memakai bahsa suryani sebagi peyinjuk dan tuntutan bagi bani israil. Kitab injil isinya sam dengan kitab taurat, tetapi ada yang harus diralat yaitu yang tidak sesuai dengan peradaban masa itu. Dan ada penambahan isi dalam kitab injil yaitu tentang berbuat baik sesame manusia (kasih saying). Allah berfirman : Artinya : Dan kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi bani isroil) dengan isa putera maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu taurat dan kami telah memberikan kepadanya kitab injil, sedang didalamnya ada petunjuk dan cahaya (yang menerangi).
(Q.S. Al-Maidah ; 46 )

4. Kitab Al-Qur’an
Al-qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, untuk dijadikan pedoman dan petinjuk hidup manusia agar bahagia di dunia dan akhirat. Allah berfirman : Artinya : Sesungguhya kami menurunkan berupa Al-qur’an dengan berbahas arab agar kamu memahaminya. (Q.S. Yusuf ; 2 )

Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir, isinya meliputi kitab-kitab terdahulu dan melengkapi aturan-aturan yang belum ada. Pada dasarnya kitab-kitab Allah sebelum kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad, seperti sebuah anak sungai yang mengalir menuju suatu aliran sungai besar. Kemudian dari sungan besar itu mengalir menuju kesamudera luas. Jadi risalah Nabi Muhammad saw, mencakup seluruh aspek yang ada dalam kitab-kitab sebelumnya.

C. Kitab dan Sukuf
Alah mengutus para nabi dan rosul dengan membawa pedoman bagi kehidupan manusia berupa wahyu. Wahyu Allah di turunkan kepada para nabi dan rosul. Ada yang berupa kitab ada yang berupa sukuf.
Para nabi yang menerima sukuf sebagau berikut :
1. Nabi Adam q.s. menerima 10 sukuf
2. Nabi Ibrahim a.s. menerima 30 sukuf
3. Nabi Syis a.s. menerima 50 sukuf
4. Nabi Musa a.s. menerima 10 sukuf, sebelum diberi kitab taurat
Baca dan fahamilah firman Allah : Artinya : Sesungguhnya ini (wahyu yang diwahyukan kepada Muhammad) ada disebutkan dalam kitab-kitab yang dahulu yaitu kitab ibrahim dan musa.

D. Al-Qur’an sebagai Kitab Suci
Al-qur’an merupakan mujizat terbesar yang dimiliki Nabi Muhammad saw. Yang merupakan petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh manusia sampai akhir zaman. Al-qur’an memiliki nama-nama yang lain yang terdapat didalam Al-qur’an diantaranya :

1. Al-qur’an bias juga disebut Adzikru artinya : Mengingat
2. Al-qur’an bias juga disebut Al furqon artinya : Pembeda
3. Al-qur’an bias juga disebut Al kitab artinya : Tulisan
4. Al-qur’an bias juga disebut Al Huda artinya : Petunjuk

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam yang harus dipelajari dan harus diamalkan isi kandungannya. Oleh sebab itu alangkah baiknya bagi seoarang muslim terlebih dahulu mengetahui kapan al-qur’an diturunkan, dan apa isi kandungan Nya serta apa keistimewaan Al-qur’an dengan kitab-kitab suci lainnya
a. Sejarah Turunnya Al-Qur’an
Alqur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw pada malam senin tanggal 17 ramadhan tahun 40 dari kelahiran Nabi Muhammad saw, atau tanggal 6 agustus tahun 610 M. ketika nabi sedang berkhalwat (bersemedi) di gua hiro (mekah) wahyu yang pertama turun adalah Al-qur’an ayat 1 sampai 5. baca dan fahamilah firman Allah dibawah ini : Artinya : Bacalah dengan menyebut nama Tuhan yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan tTuhanlulah yang maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq ; 1 – 5)
Al-qur’an diturunkan oleh malaikat jibril secara berangsur-angsur tidak sekaligus, kurang lebih lamanya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Selama nabi dikota 13 tahun dan 10 tahun di madinah. Isinya terdiri dari 30 Juz, memuat 114 surat, 6666 ayat. Ayat yang diturunkan di mekah disebut ayat / surat makiyah, dan yang diturunkan waktu nabi di madinah dusebut ayat / surat madaniyah.
Ciri – ciri ayat yang diturunkan di mekah antara lain :
1. Ayatnya pendek-pendek
2. Di mulai dengan lafadh Ya Ayyuan naas
3. Isinya tentang perintah berirman kepada Allah
Ciri-ciri ayat yang diturunkan di madinah antara lain :
1. Ayatnya panjang-panjang
2. dimulai ayatnya dengan lafadh Ya Ayyuha Ladzina Aamanu
3. Isinya tentang hukum-hukum
Adapun surat dan ayat yang terakhir turun kepada nabi yaitu surat Al-maidah ayat 3. firman Allah : Artinya : Pada hari ini telah ku kumpulkan untuk kamu agamamu. Dan telah ku cukupkan kepadamu nikmatku. Dan kuridhoi islam itu menjadi agama bagimu. (Q.S. Al-Maidah ; 3 )

Ayat ini turun pada haru jum’at tanggal 9 zulhijah tahun 10 H (16 maret 632 M). ketika itu nabi berusia ± 63 tahun, dalam menjalankan ibadah haji terakhir yang disebut haji wada.

b. Isi Kandungan Al-Qur’an
Sampai akhir zaman kandungan Al-qur’an berlaku untuk semua manusia dan untuk semua golongan. Diantaranya memuat tentang :
1. Ketauhidan (pengesaan Allah) atau disebut juga Aqidah
2. Cara-cara mengabdi kepada Allah (Fiqih)
3. Tatakrama kehidupan sehar-hari (Akhlak)
4. Mengandung Ilmu Pengetahuan
5. Kabar gembira bagi yang beriman. Dan peringatan bagi yang kafir
6. Menata soal kedamaian dalm kehidupan bermasyarakat
7. sejarah orang-orang terdahulu

c. Keistimewaan- keistimewaan Al-qur’an
Alqur’an sebagai kitab suci umat islam, mempunyai kelebihan atau keistimewaan yang sangat tinggi dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya. Diantaranya :

1. membacanya mendapat pahala
2. memegangnya harus suci dar hadas kecil dan hadas besar
3. memberi ketentraman jiwa, kebahagiaan serta pengobat hati bagi sipembacanya.
4. mengangkat drajat bagi orang-orang yang membacanya
5. merupakan mujizat terbesar sepanjang sejarah dunia
6. menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya


d. Fungsi Iman Kepada Kitab Allah
Kitab-kitab Alah yang telah disampaikan oleh malaikat jibril kepada para Nabi Nya adalah merupakan kitab samawi, karena isinya dan kata-katanya adalah firman Allah. Fungsinya kitab-kitab Allah bagi manusia antara lain :
1. Sebagai pedoman hidup manusia dan sumber hokum manusia, agar mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
2. sebagai rahmat bagi alam semesta dan pembimbing kejalan yang lurus
3. menanamkan moral (akhlak) yang baik dalam jiwa manusia
4. mampu menambah ilmu pengetahuan
5. dapat mempertebal keyakinjan terhadap sang pencipta
6. menentramkan jiwa (bathin) yang percaya kepada wahyu Allah (Al-kitab). Karena banyak hal yang tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan dan akal fikiran manusia, tetapi wahyu Allah dapat menjawab persoalan-persoalan yang kita hadapi.

          4. iman kepada nabi dan rasul Allah SWT
A. Pengertian Iman kepada Rasul Allah swt.
Iman kepada rasul adalah meyakini bahwa Allah swt. telah mengutus rasul-rasulNya. Para rasul itu manusia pilihan yang diberi wahyu untuk memberi kabar gembira dann memberi peringatan yang didukung dengan mukjizat yang luar biasa. Sebagaimana firman  Allah yang artinya : “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu, sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nahi-nabi yang sesudahnya .... (Q.S. An-Nisi’: 163). Dalam ayat lain dinyatakan  “Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, pembawa kabar gembira dan memberi peringatan. (Q.S. Al-Ahzab: 45)
Dengan kata lain, iman kepada rasul adalah meyakini bahwa para rasul itu diutus Allah untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar. Kita wajib taat mengikuti ajarannva.
B. Nama-Nama Rasul Allah swt. dan Sifatnya
Nama-nama nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur ‘an ada 25 orang. Dalam Al-Anäm ada 18 rang, sedangkan di dalam Surat Sad ada 7 orang. Berikut ini  adalah nama-nama nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
  1. Nabi Adam a.s.
  2. Nabi Idris a.s.
  3. Nabi Nuh a.s.
  4. Nabi Hud a.s.
  5. Nabi Saleh a.s.
  6. Nabi Ibrahim a.s.
  7. Nabi Luth a.s.
  8. Nabi Ismail a.s.
  9. Nabi Ishaq a.s.
  10. Nabi Ya’qub a.s.
  11. Nabi Yusuf a.s.
  12. Nabi Ayyub a.s.
  13. Nabi Syu’aib a.s.
  14. Nabi Musa a.s
  15. Nabi Harun a.s.
  16. Nabi Zulkifli a.s.
  17. Nabi Daud a.s.
  18. Nabi Sulaiman a.s.
  19. Nabi Ilyas a.s.
  20. Nabi Ilyasa a.s.
  21. Nabi Yunus a.s.
  22. Nabi Zakariya a.s.
  23. Nabi Yahya a.s.
  24. Nabi Isa a.s. .
  25. Nabi Muhammad saw
Sebenarnya, nabi dan rasul tidak hanya 25 orang, tetapi Iebih dan itu, sebagaimana firman Allah swt. dalam Al-Qur’an Surat Al-Mu’min Ayat 78, yang artinya:” Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadaniu dan di antara mereka ada yang tidakKaini ceritakan kepadamu (Q.S. AI—Mu’rnin: 78)
Rasul merupakan utusan Allah swt. yang bertugas menyampaikan petunjukpetunjuk-Nya kepada umat manusia untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, mereka memiliki sifat wajib dan mustahil. Sifat wajib rasul adalah sifat yang pasti dimiliki para rasul, sedangkan sifat mustahil rasul adalah kebalikan dan sifat wajib. yakni sifat-sifat yang tidak ada pada diri  rasul.
1. Sifat wajib rasul ada empat, yaitu sidik, arnanah, tablig, dan fatanah.
a. Sidik berarti benar. Rasul itu benar. baik perbuatan maupun perkataannya.
b. Amanah berarti dapat dipercaya. Rasul mempunyai sifat jujur lahir batin, dapat dipercaya, dan selalu menepati janji dalam segala hal.
c. Tablig berarti menyampaikan. Rasul menyampaikan semua perintah Allah swt., tidak ada satu ayat pun yang disembunyikannya.
d. Fatanah berarti cerdik pandai. Rasul bersifat cerdik dan bijaksana dalam segala hal. Ia dapat menegakkan yang benar dan dapat menyalahkan yang batil.
2. Sifat mustahil rasul ada empat, yaitu kazib, khianat, kitman, dan baladah.
a. Kazib berarti dusta, lawan dan sifat sidik.
b. Khianat berarti tidak dapat dipercaya, lawan dan sifat amanah.
c. Kitman berarti menyembunyikan, lawan dan sifat tablig.
d. Baladah berarti bodoh, lawan dan sifat fatanah.
Rasul juga memiliki sifat-sifat seperti manusia biasa, makan, minum, tidur, mati, sakit, dan menikah. Sifat-sifat itu tidak mengurangi martabat kerasulannya.
C. Tugas-Tugas Rasul Allah swt.
Rasul diutus oleh Allah swt. dengan mengemban tugas-tugas yang sangat mulia. Tugas-tugas rasul adalah sebagai berikut:
1.       membimbing umatnya menuju jalan yang benar agar mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat;
2.       menyampaikan ajaran tauhid (mengesakan Allah), sedangkan peraturan agama (syariat) yang dibawa para utusan Allah swt. berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi umatnya saat itu;
3.       membawa kabar gembira dan memberi peringatan kepada umatnya agar mereka menjadi umat yang beriman kepada Allah swt. sehingga hidupnya tidak sengsara, baik di dunia maupun di akhirat, sebagaimana firman Allah swt. Yang artinya: “Dan tidaklah Kami men gutus para rasul itu, melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberiperingatan. Barang siapa yang beriman dan men gadakan perbaikan maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al-An’am: 48)
4.       membawa kebenaran, berita gembira, dan memberi peringatan kepada umatnya, sebagaimana firman Allah swt. Yang artinya: Sesungguhnya Kami men gutus kamu den gan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sehagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (Q.S. F’atir:24)
Tugas para rasul amat berat karena menghadapi tantangan dan rintangan yang luar biasa dalam menyampaikan risalah, tetapi mereka pantang menyerah, teguh hatinya, jujur, percaya din, dan tanggung jawab. Hal tersebut pantas kita teladani.
D. Perbedaan antara Rasu Ulul Azmi dan Rasul Lainnya
Kata ulul azmi berarti tabah dan teguh. Rasul UlulAzmi adalah rasul-rasul yangmempunyai keteguhan dan kesabaran yang luar biasa dalam menanggung penderitaan yang tidak terkira. Sebagaimana firman Allah swt. Yang artinya:”Maka bersabariah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati danrasul-rasul .... (Al-Ahqaf: 35)
Sebagian ulama mengatakan bahwa Ulul Azmi ada lima orang, yaitu Nabi Nuha.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan Nabi Muhammad saw. Nama-nama tersebut telah ditetapkan oleh Allah swt. dalam Al-Qur’an Surat Al Ahzab Ayat 7.Sebagimana firman Allah swt. Yang artinya: “Dan (ingatiah) ketika Kami mengambil perjanjian dan nabi-nabi dan dan kamu (sendiri), dan Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Karni telah mengambil dan mereka penjanjian yang teguh. (Q.S. Al-Ahzab: 7)
Rasul-rasul itu mendapat gelar Ulul Azmi karena keteguhan, kesabaran dan ketabahan mereka dalam memegang agama dan menegakkannya. Mereka pernah tidak dipercaya, ditentang, diganggu, disakiti, dan diancam dengan pembunuhan oleh kaumnya. Bagaimana pun berat godaan, gangguan, dan tantangan itu, mereka tetap tabah dalam menekuni tugasnya, yaitu dalam menyampaikan risalah Allah swt. kepada umatnya. Di samping itu, para rasul Ulul Azmi diberi mukjizat dan Allah swt., yaitu hal-hal luar biasa yang muncul dari seorang rasul.
Perbedaan antara rasul UlulAzmi dan rasul lainnya terletak pada beratnya cobaan dan ketabahan serta kesabaran dalam menghadapi cobaan. Misalnya, Nabi Yunus a.s. kurang sabar dalam menghadapi umatnya sehingga ia marah dan pergi dan umatnya. Sebagaimana firman Allah swt. Yang artinya: “Dan (ingatlah kisah) Zun-Nun (Yunus) ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya). Maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap, “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” Q.S. Al-Anbiyä’: 87)
Di antara para rasul, memang mempunyai tingkat kesabaran yang berbeda-beda. Perbedaan inilah yang membuat para rasul itu mempunyai tingkatan yang berbeda-beda di sisi Allah swt. Sebagaimana firman Allah swt. Yang artinya: “Dan Tuhanmu lebih men getahui siapa yang (ada) di langit dan di humi. Dan sesunguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain)....Q.S. Al-Isra’: 55)
    
     5.iman kepada hari kiamat
      
A.     Pengertian Iman Kepada Hari Akhir
Hari akhir atau hari kiamat adalah hari saat makhluk-makhluk Allah hancur atau binasa. Pada hari itu semua yang ada di dunia akan hancur lebur berantakan seperti anai-anai yang beterbangan. Beriman kepada hari kiamat artinya mempercayai dengan sepenuh hati bahwa hari kiamat itu pasti akan datang dan seluruh umat manusia akan kembali dibangkitkan dari alam kubur untuk menerima pengadilan dari Allah SWT sebagai hakim yang Maha Adil. Hal ini sesuai dengan Firman Allah swt. dalam surat Al Haj : 7 yang berbunyi :
Artinya :
Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. (Q.S. Al Hajj : 7)
B.     Nama - Nama Lain Hari Akhir
1.    Yaumul qiyamah            = Hari kebangkitan.
2.    Assa'ah                         = Waktu.
3.  Yaumul Akhir                  = Hari Akhir.
4.  Yaumuddin                    = Hari akhir ( agama ).
5.  Yaumul fasli                  = Hari keputusan.
6.Yaumul Hisab                = Hari perhitungan.
7.    Yaumul Fathi                 = Hari pengadilan.
8.  Yaumuth Thalaq = Hari perpisahan.
9.   Yaumul Jam'i                 = Hari pengumpulan.
10. Yaumul Hulud                = Hari kekekalan.
11Yaumul Huruj                 = Hari Keluar.
12. Yaumul Ba'tsi                = Hari Kebangkitan.
13. Yaumul Hasrah              = Hari penyesalan.
14.  Yaumuttanad                 = Hari pemanggilan.
15.Yaumul azifah                = Hari mendekat.
16.Yaumuttaghobun            = Hari terbukanya aib.
17.Al-Qori'ah                      = Bencana yang menggetarkan.
18.Al-Ghosiyah                  = Bencana yang tak tertahankan.
19.Ash-Shokhoh                 = Bencana yang memilukan.
20.Ath-Thommah                = Bencana yang melanda.
21.Al-Haqqoh                     = Kebenaran besar.
22 Al-Waqiah                     = Peristiwa besar.
C.     Macam - macam dan tanda - tanda hari akhir
1. Kiamat Kecil (Shugra) :
adalah peristiwa berakhirnya setiap makhluk yang bernyawa dan hancurnya sebagian alam seperti terjadinya kematian, banjir, longsor, gempa bumi, dan lain-lain.
Bedasarkan ayat di atas jelaslah bahwa seluruh makhluk yang ada di dunia akan hancur dan binasa, saat makhluk-makhluk itu binasa maka boleh dikatakn sebagai kimat sugro termasuk bila seseorang menemui ajalnya maka itupun ter,asuk kiamat sugro, 
                 Tanda - Tanda
a.melimpahnya harta benda
b.enggan menerima sodaqoh
c.munculnya orang-orang yg mengaku nabi
d.kurangnya sifat amanah
e.banyaknya pejabat yg zholim
f.perzinahan,minuman keras, obat terlarang merajalela
g.memperindah masjid tanpa memakmurkannya
h.berlomba-lomba mendirikan bangunan
i.banyaknya pembunuhan
j.banyak kemusyrikan di kalangan umat islam
k.merajalela sadisme,pemutusan silaturahmi,buruknya hubungan bertetangga
l.orang-orang tua berlagak seperti anak muda
m.merajalela riba dan sifat kikir
n.mengucap salam hanya kepada orang yg dikenal
o.wanita-wanita berpakaian tapi telanjang
p.banyak kebohongan dan informasi yang simpang siur
2. Kiamat Besar  (Kubra) :
     matinya seluruh manusia dan hancurnya alam semesta
Kiamat Kubra (kiamat Besar), adalah peristiwa hancurnya seluruh alam semesta sehingga alam ini berganti dengan alam yang lain, yaitu alam akhirat.
Peristiwa yang terjadi saat kiamat kubro merupakan peristiwa yang sangat dahsyat, diawali dengan tiupan sangkakala yang pertama. Setelah itu bumi terangkat dan bergoncang hebat, gunung-gunung terlepas dari tempatnya, berterbangan dan bertabrakan seperti kapas yang ditiup angin, dan bumipun mengeluarkan isi perutnya.
Tanda - Tanda
a       Dajjal
b         Turunnya Nabi Isa as.
c        Ya’juj dan Ma’juj
d        Gempa bumi/Tanah Longsor di 3 wilayah
e        Kabut
f         Terbitnya Matahari dari Barat
g       Keluarnya binatang dari Perut Bumi
h       Api yang mengumpulkan manusia
D.    Prilaku yang mencerminkan hari akhir
1.     Perang dan konflik semakin meningkat,
2.     ketika ada kekacauan dan kehancuran
3.    moral mencuat dan manusia menjauh dari akhlak agama.
4.     Kurangnya sifat amanah
5.     Banyaknya pembunuhan
6.     Banyak kemusyrikan di kalangan umat islam
7.     Orang-orang tua berlagak seperti anak muda
8.     Merajalela riba dan sifat kikir
9.     Mengucap salam hanya kepada orang yg dikenal
            10.     Wanita-wanita berpakaian tapi telanjang
Hari Kiamat (As Sa’ah) akan tiba ketika kekerasan, pertumpahan darah, dan kekacauan akan menjadi suatu yang lazim (HR Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul Ummaal)
E.     Hikmah hari akhir
Semua ciptaan Allah mempunyai hikmah karena Allah tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa guna dan hikamah. Di bawah ini beberapa hikmah iman kepada Hari Akhir :
1. Adanya rasa kebencian yang dalam kepada kema’siatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah di dunia dan di akhirat.
2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
3. Senang dan tekun menjalankan ketaatan serta mengharap-kan pahala untuk persiapan hari pembalasan.
4. Penghibur bagi orang mukmin yang tidak sempat menda-patkan kenikmatan dunia, sebagai gantinya ia punya harapan yang akan ia peroleh di hari akherat berupa kenik-matan dan pembalasan pahala.
 
6.iman kepada qodo dan qadar 
   A.Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada qada dan qadar adalah menyakini dengan sepenuh hati adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua mahluk hidup. Semua itu menjadi bukti kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu yang terjadi di alam fana ini telah ditetapkan oleh Allah SWT.
B.Takdir
Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia.
Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.
  Takdir Mua’llaq dan Takdir Mubram
a. Takdir mua’llaq
Yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contohnya seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian.
b. Takdir mubram
Yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.
C.Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan tidak berputus asa. Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Apabila gagal dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar karena orang yang sabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik, bidang usaha yang akan dilakukann harus dikuasai dengan mengadakan penelitian atau riset, selalu berhati-hati mencari teman (mitra) yang mendukung usaha tersebut, serta memunculkan perbaikan-perbaikan dalam manajemen yang professional.
D.Hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar
Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Berkaitan dengan qadha dan qadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut yang artinya :
”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan. Mengenai adanya kewajiban berikhtiar , ditegaskan dalam sebuah kisah. Pada zaman nabi Muhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang menghadap nabi. Orang itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, ”Kenapa kuda itu tidak engkau ikat?.” Orang Arab Badui itu menjawab, ”Biarlah, saya bertawakkal kepada Allah”. Nabi pun bersabda, ”Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada Allah”.
Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo’a. Dengan berdo’a kita kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.

E. Sunnatullah
Menurut bahasa sunnatullah berasal dari kata sunnah yang bersinonim dengan tariqah yang berarti jalan yang dilalui atau sirah yang berarti jalan hidup. Kemudian, kata tersebut digabung dengan lafal Allah sehingga menjadi kata sunatullah yang berarti ketentuan-ketentuan atau hukum Allah swt. yang berlaku atas segenap alam dan berjalan secara tetap dan teratur.
Sunnatullah terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Sunnatullah qauliyah adalah sunnatullah yang berupa wahyu yang tertulis dalam bentuk lembaran atau dibukukan, yaitu Al-Qur’an.
2. Sunnatullah kauniyyah adalah sunnatullah yang tidak tertulis dan berupa kejadian atau fenomena alam. Contohnya, matahari terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat.
Kedua sunatullah tersebut memiliki persamaan, yaitu :
1. Kedua-duanya berasal dari Allah swt.
2. Kedua-duanya dijamin kemutlakannya.
3. Kedua-duanya tidak dapat diubah atau diganti dengan hukum lainnya.

Contohnya adalah hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa barang siapa yang beriman dan beramal saleh, pasti akan mendapat balasan pahala dari Allah swt. Selain memiliki persamaan, keduanya juga mempunyai perbedaan. Sunatullah yang ada di alam, dapat diukur. Lain halnya dengan sunnatullah yang ada dalam AL-Qur’an. Walaupun hal itu pasti terjadi, tetapi tidak diketahui secara pasti kapan waktunya.
F.Tawakal
Tawakal atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Berdasarkan al-Qur’an Surah at-Talaq ayat 3, Allah swt. akan mencukupkan segala keperluan orang-orang yang bertawakal dan bila dijabarkan orang yang bertawakal akan :

1. Mendapatkan limpahan sifat ‘aziz atau kehormatan dan kemuliaan.
2. Memiliki keberanian dalam menghadapi musibah atau maut.
3. Menghilangkan keluh kesah dan gelisah, serta mendapatkan ketenangan, ketentraman, dan kegembiraan.
4. Mensyukuri karunia Allah swt. serta memiliki kesabaran apabila belum memperolehnya.
5. Memiliki kepercayaan diri dan keberanian dalam menghadapi setiap persoalan.
6. Mendapatkan pertolongan, perlindungan, serta rezeki yang cukup dari Allah swt.
7. Mendapatkan kepercayaan dari orang banyak karena budi pekertinya yang terpuji dan hidupnya yang bermanfaat bagi orang lain.
 G.Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:

a. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian.
Firman Allah dalam QS. An-Nahl ayat 53 yang artinya :
“dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”

b. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
Firman Allah SWT dalam QS.Yusuf ayat 87 yang artinya :
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.

c. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.
Firaman Allah dalam QS Al- Qashas ayat 77 yang artinya :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

d. Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
Firaman Allah dalam QS. Al-Fajr ayat 27-30 yang artinya :
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku.